30charlyalpha.com -Beberapa hari terakhir, isu tentang vaksin HPV bikin mandul kembali ramai di media sosial. Ada yang bilang vaksin ini bisa membuat rahim kering, ada juga yang menyebut bisa menyebabkan infertilitas permanen. Informasi semacam ini bikin masyarakat ragu, bahkan takut, untuk melakukan vaksinasi.
Faktanya, tidak ada bukti ilmiah bahwa vaksin HPV menyebabkan infertilitas. Sebaliknya, vaksin ini terbukti efektif mencegah berbagai penyakit serius yang ditimbulkan Human Papillomavirus (HPV), terutama kanker serviks.
Lantas, kenapa isu ini terus beredar, dan bagaimana sebenarnya fakta medis soal vaksin HPV?
Apa Itu Vaksin HPV?
Vaksin HPV adalah imunisasi untuk melindungi tubuh dari Human Papillomavirus (HPV), virus yang menular lewat hubungan seksual, kontak kulit ke kulit, atau bahkan oral seks. Dari lebih 100 tipe HPV, ada 14 tipe berisiko tinggi yang bisa memicu kanker, terutama tipe 16 dan 18 yang menyumbang sekitar 70% kasus kanker serviks di dunia.
sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Human_papillomavirus_infection
Jenis vaksin yang tersedia antara lain:
-
Bivalent (tipe 16 & 18)
-
Quadrivalent (tipe 6, 11, 16, 18)
-
9-valent (9 tipe HPV sekaligus, termasuk tipe 31, 33, 45, 52, 58)
Isu Vaksin HPV Bikin Mandul
Isu ini sebenarnya bukan baru sekali muncul. Sejak beberapa tahun lalu, sempat ada kabar bahwa vaksin HPV bisa menyebabkan:
-
Infertilitas permanen (mandul).
-
Rahim kering atau menopause dini.
-
Kelumpuhan hingga kematian.
Namun, semua klaim itu sudah berkali-kali dibantah oleh badan kesehatan dunia (WHO), CDC Amerika Serikat, hingga Kemenkes RI.
Fakta Medis: Tidak Menyebabkan Infertilitas
Organisasi kesehatan dunia sudah melakukan banyak penelitian berskala besar terkait keamanan vaksin HPV. Hasilnya konsisten: vaksin HPV tidak merusak sistem reproduksi dan tidak menyebabkan mandul.
-
WHO menegaskan vaksin HPV termasuk vaksin yang sangat aman karena sudah digunakan lebih dari 15 tahun di lebih dari 100 negara.
-
CDC Amerika Serikat menyatakan tidak ada kaitan antara vaksin HPV dengan penurunan kesuburan.
-
Kemenkes RI juga menekankan isu ini hanyalah hoaks yang bisa menghambat pencegahan kanker serviks di Indonesia.
Kenapa Bisa Ada Mitos Seperti Ini?
Ada beberapa alasan kenapa isu “vaksin HPV bikin mandul” terus beredar:
-
Kurangnya edukasi publik.
Masih banyak yang menganggap vaksin ini hanya untuk perempuan atau untuk mereka yang sudah menikah. Padahal, vaksin HPV juga penting untuk laki-laki. -
Hoaks di media sosial.
Informasi menyesatkan lebih cepat viral ketimbang klarifikasi ilmiah. -
Efek samping ringan yang dibesar-besarkan.
Nyeri suntikan atau demam ringan dianggap tanda bahaya, padahal itu reaksi normal tubuh.
Justru Mencegah Penyakit Reproduksi
Alih-alih bikin mandul, vaksin HPV justru melindungi organ reproduksi. Beberapa manfaat utamanya:
-
Mencegah kanker serviks (penyebab utama kematian wanita di Indonesia).
-
Mencegah kanker penis, anus, tenggorokan.
-
Mencegah kutil kelamin yang sering menular lewat hubungan seksual.
Artinya, vaksin HPV bukan musuh kesuburan, tapi sebaliknya: ia melindungi fungsi reproduksi dari ancaman kanker yang bisa jauh lebih berbahaya.
Siapa yang Dianjurkan untuk Vaksin HPV?
-
Remaja usia 9–14 tahun → kelompok yang paling ideal karena tubuh belum terpapar HPV, sehingga efek perlindungan maksimal.
-
Perempuan & laki-laki 15–45 tahun → tetap bermanfaat jika belum pernah divaksin. Laki-laki pun disarankan karena bisa menularkan HPV sekaligus berisiko terkena kanker terkait HPV.
Jadwal Dosis
-
9–14 tahun: cukup 2 dosis, jarak 6–12 bulan.
-
15 tahun ke atas: 3 dosis dengan interval 0 – 1–2 – 6 bulan.
Pemberian lengkap sangat penting agar proteksi optimal.
Baca juga tentang:
Fakta dari Studi Global
Beberapa penelitian besar membuktikan keamanan vaksin HPV:
-
CDC (Centers for Disease Control, AS): tidak ada hubungan antara vaksin HPV dengan infertilitas.
-
WHO: vaksin HPV aman, efektif, dan jadi strategi global pencegahan kanker serviks.
-
Kemenkes RI: isu vaksin HPV bikin mandul hanyalah hoaks tanpa dasar ilmiah.
Efek Samping yang Wajar
Vaksin HPV memang punya efek samping ringan, di antaranya:
-
Nyeri/kemerahan di bekas suntikan.
-
Pusing atau demam ringan.
-
Pingsan sesaat (dicegah dengan duduk/berbaring 15 menit).
Efek ini normal dan akan hilang dalam 1–2 hari. Tidak ada kaitannya dengan infertilitas atau kerusakan organ reproduksi.
Pentingnya Edukasi Publik
Isu bahwa vaksin HPV bikin mandul hanyalah mitos yang tidak terbukti ilmiah. Hingga saat ini, tidak ada penelitian medis yang mengaitkan vaksin HPV dengan infertilitas. Sebaliknya, vaksin ini terbukti aman, efektif, dan menyelamatkan jutaan jiwa dengan mencegah kanker serviks serta penyakit akibat HPV lainnya.
Vaksin HPV adalah bentuk perlindungan, bukan ancaman. Edukasi yang tepat sangat penting agar masyarakat berani mengambil langkah pencegahan yang bisa menjaga kesehatan reproduksi untuk jangka panjang.